animasicantik.com |
Suara kicau burung di pagi
hari, terdengar menembus langit-langit kamarku. Sinar matahari yang terang
membuatku segera bangun dan meninggalkan tempat tidurku. Suasana pagi yang
indah membuatku bersemangat menjalani hari-hariku.
Hari ini adalah hari
senin, hari dimana aku sebagai pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) harus
mengikuti suatu kewajiban yakni mengikuti upacara penaikan bendera. Kita
sebagai pelajar Indonesia harus menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah
memperjuangkan hidup dan matinya untuk memerdekakan Indonesia. Aku segera
berangkat ke sekolah, jarak yang aku tempuh untuk sampai ke sekolah itu lumayan
jauh. Sesampai di sekolah aku melihat teman-temanku telah berkumpul di
lapangan, aku pun segera mengambil barisan dan mengikuti upacara seperti
biasanya.
Mengenai diri dan
kepribadianku, Aku adalah seorang perempuan yang riang, cerewet, namun cuek
kepada orang yang tidak aku kenal. Aku Islam tapi aku bukan orang yang sangat
taat pada ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, wanita yang telah baligh harus
menutup aurat dan memakai jilbab sedangkan aku yang hanya mengenakan jilbab
tipis saja aku malas. Kewajiban aku memakai jilbab semata-mata hanya untuk
mengikuti peraturan sekolah saja, di luar sekolah aku bebas melepaskan jilbabku
dan menampakkan rambutku yang sebenarnya tidak pantas aku lakukan. Sekarang aku
duduk di bangku kelas tiga dan sebentar lagi aku akan menuju pada jenjang
pendidikan yang lebih serius.
Aku sangat malas memakai
jilbab, rok panjang, dan baju lengan panjang. Jika aku mengenakan jilbab aku
padukan jilbabku dengan baju lengan panjang yang masih memperlihatkan lekuk
tubuhku serta celana jeans, zaman sekarang menyebutnya ‘celana botol’ yang
mampu membuat lekuk-lekuk dari tubuh kita terlihat.
Masa SMA adalah masa
dimana aku telah terjerumus dalam jurang percintaan anak remaja. Aku mulai
jatuh cinta secara berlebihan. Hingga makin malas memakai jilbab. Di dalam
fikiranku untuk apa memakai jilbab kalau akhirnya akan mengotori citra jilbab
dengan aku berpacaran, keluar malam, dan
bergandengan bagaikan telah memiliki
status yang sah. Dibalik rasa malasku dalam hal menutup aurat aku bukanlah tipe
wanita yang malas belajar, terbukti dengan prestasiku di sekolah yang
Allhamdulillah tidak hancur.
Rajin belajar bukan
berarti jalan menuju bangku perkuliahan itu mulus-mulus saja dan tidak ada hambatan,
jangan salah. Aku mengalami banyak kegagalan menuju bangku perkuliahan mulai
dari niai Ujian Nasional ku yang tidak memenuhi standar, aku tidak lulus pada
jalur undangan SNMPTN, dan aku tidak lulus pada jalur SBMPTN. Namun, mungkin
Allah masih menyayangiku maka dengan Ridho-Nya aku akhirnya lulus jalur UMPTKIN
di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Di awal semester satu,
malasku dalam menutup aurat secara syar’i masih aku pelihara dengan bangga.
Selama semester satu, aku masih memakai kemeja biasa, rok yang memiliki
belahan, dan jilbab tipis atau rawis. Hal itu aku jalani selama aku semester
satu dan berarkhir pada setelah semester satu berganti dengan semester dua.
Aku berniat dan bertekat
untuk melawan rasa malasku, malas menutup aurat menjadikan aku sebagai wanita
yang bodoh, wanita yang memiliki perangai yang buruk, wanita yang bicara
semaunya saja, wanita yang apabila melihatnya saja laki-laki seakan telah
mencicipinya.
Aku mulai memakai jilbab
secara Syar’i dengan niat yang tulus ikhlas hanya kepada Allah dan untuk Allah
bukan untuk mendapatkan gelar wanita baik-baik atau mendapatkan
sanjungan-sanjungan yang membuat diri ini sombang.
Awalnya pasti tidak mudah.
Memakai jilbab tipis saja terkadang kepanasan.
Apalagi sekarang, memakai jilbab secara Syar’i bbeeuuhh panasnya membuat
aku super panas keringatan. Tapi, semua itu aku jalani dengan ikhlas dan penuh
dengan rasa syukur kepada-Nya atas ridho-Nya aku sekarang menjadi wanita yang
bisa melawan malas memakai jilbab.
Cibiran? Gosip? Wow, itu
tidak lepas menemani hari-hariku ketika memakai jilbab secara terus-menerus.
Cibiran itu mengejek atau mencemooh orang lain dengan mamajukan bibir bawah ke
depan. Pernah diperhatikan sinis orang lain mulai dari ujung kaki sampai
kepala, pernah dikatakan percuma jilbab syar’i kalau masa lalu kamu suram,
pernah pula dikatakan tua, ibu-ibu pengajian, ustadzah, kuno dan tidak modern.
Pernah aku merasa tertekan dengan perkataan orang lain itu tapi aku tidak
pernah menyerah melawan semua itu. Niatku yang sudah bulat, aku tidak mau lagi
melepas jilbab, tidak ingin bersama rasa
malas, dan tidak ingin merugikan diriku sendiri. ”…Allahumma inna na’uuzubika minal ajzi wal kasal”, yang
terjemahannya, “Ya Allah, aku berlindung
pada-Mu dari kelemahan dan kemalasan…”(H.R. Abu Dawud). Do’a yang menjadi
kekuatanku untuk melawan malas, semoga aku tetap istiqomah dengan semua ini.
Sesungguhnya malas itu
berasal dari setan. Setan akan terus mengusik dan membujuk nafsu manusia untuk
malas, baik dalam melakukan ibadah maupun aktivitas yang lain.
Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam pernah bersabda: “Setan mengikatkan tiga ikatan di belakang kepala
salah seorang dari kalian ketika tidur. Pada setiap ikatan setan mengatakan,
“malam masih panjang, tidurlah.”Apabila salah seorang dari kalian terjaga dari
tidur, lalu menyebut nama Allah, maka akan terlerai satu ikatan. Jika ia
mengambil wudhu, maka terlerai satu ikatan lagi. Dan jika ia shalat, maka
terlerailah semua ikatan. Jika demikian, maka ia akan bangun di waktu pagi
dalam keadaan rajin serta lapang hatinya. Jika ia tidak (melakukannya), maka ia
bangun pagi dalam keadaan buruk jiwanya dan diliputi rasa malas.” (HR Abu
Dawud, Ibnu Majah Ibn Hibban, dan lainnya).
Hadis ini menunjukkan
bahwa malas berasal dari setan dan kita harus berusaha terus melawannya dengan
tidak menuruti apapun yang dibisikkan olehnya. Jika setan sudah bisa dikalahkan,
maka apapun akan hilang.
Melawan malas itu tidak
mudah, susaaahh sekali. Misalnya, ketika kita hendak bangun pagi rasanya itu
badan dan kasur tempat tidur seakan tidak ingin berpisah. Dalam melawan malas
dibutuhkan sebuah motivasi yang mampu menggerakkan kita untuk tidak menuruti
dan mencintai rasa malas yang ada pada diri kita. Malas itu virus, maka kita
sebagai muslim dan muslimah yang terpelajar HARUS membasmi virus malas itu
dengan akhlak yang baik.
Penulis : Nur Fadillah
KPI Angkatan 2015
Post a Comment