Pandemi covid-19 telah mengguncang seluruh antero dunia yang dampaknya banyak dari saudara kita yang meninggal maupun dirawat di rumah sakit. Dokter mempertaruhkan nyawa menjadi pasukan garda
terdepan untuk mengobati pasien yang terjangkit dan menimbulkan kekhawatiran global. Mari kita hadapi pandemi ini
dengan selalu mengingat Allah SWT, jadikan sabar dan shalat sebagai penolong
dan tetap Ikhtiar dan memohon perlindungan kepada-Nya.
Pandemi covid-19 ini membuat pendapatan keuangan
keluarga yang penghasilannya tiap hari menjadi sedih. Harga barang yang naik bertolak belakang dengan
pemasukan yang menurun. Orang kaya menimbung bahan pokok dan si miskin makin
menjerit. Ditambah lagi orangtua kita yang sementara anaknya menempuh jenjang
perkuliahan di Universitas terbebani dengan harus membeli kuota atau akses
internet untuk mengikuti kuliah online (daring) dalam satu semester.
Kuota internet dan mahasiswa memang tidak bisa dipisahkan, akan tetapi pada
perkuliahan daring ini memakan kapasitas yang tinggi, contohnya aplikasi
zoom cloud meeting, lentera, dan google meet. Ini sangat menekan
bagi mahasiswa, karena apabila kuota kita kurang, maka kita akan ketinggalan
dalam kuliah daring yang berlangsung. Kurang lebih juga banyak diantara kami yang tinggal
diperkampungan, akses jaringan yang kurang bagus dan kadang terputus tiba-tiba.
Hal demikian itu saya alami selama perkuliahan daring. Orang tuapun belum ada pemasukan yang banyak saat ini dan
beberapa bulan yang lalu bayar UKT, bayar uang kost, akan tetapi perkuliahan
tatap muka dikampus baru berjalan 2 pekan. Bahkan ada dari teman saya orangtua
berkorban menyewakan sawah untuk mendapat uang bahkan meminjam kekerabat. Perspektif tersebut tidak bisa mewakili permasalahan
kita semua.
Semoga masyarakat mendapat solusi terbaik dari musibah
ini, Aamiin Allahumma Aamiin. Saya juga ambil dari segi bisnis. Pertumbuhan bisnis merosot karena kebijakan
karantina, pembatasan perjalanan, dan fisical distence. Saya juga tak
lupa melirik dari segi pasar, pedagang, petani, nelayan merasa sedih atas
kejadian tak terduga ini. Karena mereka menghidupi keluarga berdasarkan
penghasilan tersebut dan merupakan pendapatan mereka satu-satunya. Dan terlebih lagi saya kutip dari
perkataan Pak Presiden Jokowi "Dampak Ekonomi corona, Sopir Angkot dan
Ojek paling berat".
Intinya baik dari aspek perekonomian, sosial, politik,
tertekan hebat akibat pandemi corona, Pastinya setiap orang memiliki permasalahan dari pandemi covid-19.
Bahkan Pak Presiden kitapun dan jajarannya bersikeras melakukan rapat dalam
menanggapi covid-19.
Maka dari itu saya mengambil kesimpulan untuk diri saya
sendiri dalam menghadapi pandemi ini yaitu makin memperbanyak ibadah. Karena
selama duduk diperkuliahan sunah-sunah kadang bolong bahkan tidak terlaksana
akibat kesibukan-kesibukan. Saya mengajak teman-teman untuk menjaga kesadaran untuk mencegah
penyebaran covid-19 yaitu fisical distence, dan terlebih lagi mari kita
bersedekah, mari membantu saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita.
Penulis: Siti Hajrah
Nb: Mahasiswi Angkatan 2017
Post a Comment